Dzikir

himpunan doa photo himpunandoa.gif

Friday 24 December 2010

The Miracle of Shalat : Sujud itu bikin cerdas


Memang, segala macam perintah Tuhan itu ternyata kembali untuk kebaikan kita juga baik sewaktu di dunia maupun di akhirat nanti …saya jadi teringat tahun 93-an dulu pernah ada seminar internasional tentang ‘The Miracles of Qur’an’ di IPTN Bandung . Berbagai makalah ilmiah yang berhubungan dengan keajaiban Al-Qur’an dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu dipresentasikan …dari mulai pandangan seorang biologist, archeologist, geologist, neurologist, ahli bahasa dan lain sebagainya.. .subhanallaah. ..wahai Tuhanku sesungguhnya Engkau tidak menciptakan semua ini dengan sia-sia…

Dibawah ini ada artikel menarik tentang keutamaan sujud (gerakan dalam sholat) dengan kesehatan, kecantikan, kebugaran, dll….selamat menikmati…

Sujud Bikin Cerdas

Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!

Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?

TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada Bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: i’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens.
Jika dilakukan dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dalam.

PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry , AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, Bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya. !

MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut Untuk mengejan lebih dalam dan lama.Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.

Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada kekencangan. Kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya

Mengingat kemana Tujuan Hidup

Saat ini, banyak orang yang hidup sesukanya hingga melupakan Allah SWT dan Rasul-Nya. Dalam menjalani hidup, ia tak peduli halal-haram. Dalam kamus hidupnya hanya satu: yang penting enak, nikmat! Mereka antara lain pelaku seks bebas, pemabuk/penikmat narkoba dan tentu saja kalangan hedonis lainnya. Setiap hari yang mereka kejar hanyalah kesenangan. Mereka tak mau dipusingkan oleh masalah.

Saat ini pun tak sedikit orang yang begitu dalam cintanya kepada seseorang; entah kepada pasangan hidupnya, pujaan hatinya, anak-anaknya, kedua orang-tuanya, dll. Begitu dalamnya cintanya kepada seseorang tersebut hingga melebihi cintanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Akibatnya, ia menomorduakan Allah SWT dan Rasul-Nya serta menomor-satukan seseorang yang ia cintai. Bukan-kah tak sedikit orang mengorbankan agama demi menyenangkan orang-orang yang ia cintai. Bukankah banyak orang mau mengorbankan apa saja, termasuk agamanya, demi menyenangkan dan membahagiakan pasangan hidup yang dia cintai? Banyak pula orang yang tergila-gila mencintai sesuatu; entah harta-kekayaan, jabatan, pangkat, kehormatan, hobi dll. Begitu cintanya pada sesuatu itu, ia pun tak jarang melupakan Allah SWT dan Rasul-Nya. Bukankah tak sedikit orang yang menggadaikan agamanya demi mengejar kekayaan, jabatan, pangkat, kehormatan atau bahkan hobi? Bukankah ada orang yang nekad melakukan suap-menyuap demi pangkat/jabatan; melaku-kan manipulasi demi meraih gelar/kehor-matan; atau menghabiskan waktu berjam-jam seharian (juga tenaga, pikiran dan tentu saja uang) demi memuaskan hobi-nya hingga lupa shalat, baca Alquran atau berzikir kepada Allah SWT?

Jika kita termasuk ke dalam orang-orang yang semacam ini, layaklah kita merenungkan sebuah hadits, sebagaimana yang dituturkan Sahal bin Saad, bahwa Nabi SAW pernah bersabda: Jibril pernah berkata, ”Muhammad, hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.” (HR al-Hakim, al-Haitsami dan ath-Thabrani).

Sayang, meski banyak orang tahu bahwa ujung kehidupan adalah kematian dan kefanaan, faktanya mereka menjalani hidup ini seolah-olah kehidupan itu abadi dan tak bertepi. Akibatnya, mereka terus menumpuk harta-kekayaan, sesuatu yang pasti akan mereka tinggalkan; terus mengejar pangkat dan jabatan, sesuatu yang pasti akan mereka tanggalkan; serta terus mereguk berbagai macam kese-nangan, sesuatu yang pasti segera terlupakan. Tak jarang semua itu semakin menjauhkan dirinya dari Allah SWT. Tak jarang semua itu menjadikan dirinya lupa mempersiapkan amal kebajikan, bekal pasca kematian, sesuatu yang justru akan menjadi satu-satunya teman di Hari Penghisaban. Tak jarang pula semua itu menjadikan dirinya bakhil, terus menuruti hawa nafsu dan cenderung berbangga diri. Semua itu pada akhirnya menghancurkan dirinya. Yang demikian ini persis sebagaimana sabda Nabi SAW dalam sebuah riwayat yang dituturkan oleh Ibn Umar ra., yang menyatakan bahwa, ”Ada tiga perkara yang menghancurkan, yaitu: sifat bakhil yang kelewatan, hawa nafsu yang dituruti dan membanggakan diri sendiri.."(HR ath-Thabrani. Lihat: Ismail Muhammad al-'Ajiluni al-Jarahi, Kasyf al-Khifâ' II/381).

Orang-orang yang seperti ini biasa-nya adalah orang-orang yang tak punya adab (baik kepada Allah ataupun makh-luk), tidak sabar (terutama dalam menjauhi ragam maksiat dan dalam menunaikan berbagai kewajiban) dan tidak memiliki sikap wara' (menjauhi keharaman dan syubhat). Padahal, sebagaimana dinyata-kan oleh Imam Hasan al-Bahsri, seorang ulama besar generasi tabi'in, ”Siapa saja yang tak punya adab (baik kepada Allah ataupun kepada makhluk), berarti ia tak punya ilmu. Siapa saja yang tak bersabar (terutama dalam menjauhi ragam maksiat dan dalam menunaikan berbagai kewajib-an), berarti ia bukan orang beragama. Siapa saja yang tak bersikap wara' (dari perkara yang haram maupun yang syubhat), berarti ia tak punya martabat (di sisi Allah SWT).” (Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi, Nashâ'ih al-'Ibâd, hlm. 11).

Karena itu, marilah kita segera bertobat kepada Allah 'Azza Wajala dari segala dosa dan kesalahan, karena itu adalah kewajiban. Namun, meninggalkan ragam dosa dan kemaksiatan adalah lebih wajib lagi. Demikianlah sebagaimana kata penyair:

Manusia wajib tobat dari dosa

Lebih wajib lagi meninggalkannya


Kita pun mesti selalu menyadari, bahwa kematian itu sangat dekat, bahkan lebih dekat dari siapapun dan apapun yang bakal datang menghampiri kita, sebagaimana pula kata penyair:

Setiap yang bakal datang itu dekat

Lebih dekat lagi adalah kematian



Oleh arief b. Iskandar di http://www.mediaumat.com/content/view/1402/67/

Kepribadian Islami

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dan paling mulia dibanding dengan makhluk-makhluk Allah lainnya. Allah SWT berfirman,
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” (QS. Al Isra: 70)

Urgensi Kepribadian Islami
Menjadi pribadi yang Islami merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam agama Islam. Hal ini karena Islam itu tidak hanya ajaran normatif yang hanya diyakini dan dipahami tanpa diwujudkan dalam kehidupan nyata, tapi Islam memadukan dua hal antara keyakinan dan aplikasi, antara norma dan perbuatan , antara keimanan dan amal saleh. Oleh sebab itulah ajaran yang diyakini dalam Islam harus tercermin dalam setiap tingkah laku, perbuatan dan sikap pribadi-pribadi muslim.

Memang, setiap jiwa yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Tapi bukan berarti kesucian dari lahir itu meniadakan upaya untuk membangun dan menjaganya, justru karena telah diawali dengan fitrah itulah, jiwa tersebut harus dijaga dan dirawat kesuciannya dan selanjutnya dibangun agar menjadi pribadi yang islami.

Ruang Lingkung Kepribadian Islami
Sisi yang harus dibangun pada pribadi muslim adalah sebagai berikut:
A. Ruhiyah (Ma’nawiyah)
Aspek ruhiyah adalah aspek yang harus mendapatkan perhatian khusus oleh setiap muslim. Sebab ruhiyah menjadi motor utama sisi lainnya, hal ini bisa kita simak dalam firman Allah SWT di Surat Asy-Syams : 7-10

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh sangat beruntung orang yang mensucikannya dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya,” (QS. Asy Syams: 7-10).

Dan dalam surat Al Hadid ayat 16:
“Belumkah datang waktunya untuk orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka berdzikir kepada Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Alkitab di dalamnya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik ” QS. Al-Hadid:16).

Ayat-ayat di atas memberikan pelajaran kepada kita akan pentingnya untuk senantiasa menjaga ruhiyah, kerugian yang besar bagi orang yang mengotorinya dan peringatan keras agar kita meninggalkan amalan yang bisa mengeraskan hati. Bahkan tarbiyah ruhiyah adalah dasar dari seluruh bentuk tarbiyah, menjadi pendorong untuk beramal saleh dan dia juga memperkokoh jiwa manusia dalam menyikapi berbagai problematika kehidupan.

Aspek-aspek yang sangat terkait dengan ma’nawiyah seseorang adalah:
a. Aspek Aqidah. Ruhiyah yang baik akan melahirkan aqidah yang lurus dan kokoh, dan sebaliknya ruhiyah yang lemah bisa menyebabkan lemahnya aqidah. Padahal aqidah adalah suatu keyakinan yang akan mewarnai sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh sebab itu kalau ingin aqidahnya terbangun dengan baik maka ruhiyahnya harus dikokohkan. Jadi ruhiyah menempati posisi yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim karena dia akan mempengaruhi bangunan aqidahnya.

b. Aspek akhlaq. Akhlaq adalah bukti tingkah laku dari nilai yang diyakini seseorang. Akhlaq merupakan bagian penting dari keimanan. Akhlaq juga salah satu tolok ukur kesempurnaan iman seseorang. Terawatnya ruhiyah akan membuahkan bagusnya akhlaq seseorang. Allah swt dalam beberapa ayat senantiasa menggandengkan antara iman dengan berbuat baik. Rasulullah saw pun ketika ditanya tentang siapakah yang paling baik imannya ternyata jawab Rasulullah saw adalah yang baik akhlaqnya (“ahsanuhum khuluqan”)

أي المؤمنين افضل إيمانا ؟ قال احسنهم خلقا. رواه ابو داود والترمذى والنسائ والحاكم.
“Mukmin mana yang paling baik imannya? Jawab Rasulullah ” yang paling baik akhlaqnya” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i)

Bahkan diutusnya Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- pun untuk menyempurnakan akhlaq manusia sehingga menjadi akhlaq yang islami.

َ إًَِنما بعثت لأتمم مكا رم الأخلاق
Tolok ukur dan patokan baik dan tidaknya akhlaq adalah al-Qur’an. Itulah sebabnya akhlaq keseharian Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- merupakan cerminan dari Al-Qur’an yang beliau yakini. Hal ini terbukti dari jawaban Aisyah ra ketika ditanya tentang bagaimana akhlaq Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- , jawab beliau “Akhlaq Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- adalah al-Qur’an.
كان خلقه القرآن

c. Aspek tingkah laku. Tingkah laku adalah cerminan dari akhlaq yang melekat pada diri seseorang….

B. Fikriyah (‘Aqliyah)
Kepribadian Islami juga ditentukan oleh sejauh mana kokoh dan tidaknya aspek fikriyah. Kejernihan fikrah, kekuatan akal seseorang akan memunculkan amalan, kreativitas dan akan lebih dirasa daya manfaat seseorang untuk orang lain. Fikrah yang dimaksud meliputi:

a. Wawasan keislaman. Sebagai seorang muslim menjadi keniscayaan bagi dia untuk memperluas wawasan keislaman. Sebab dengan wawasan keislaman akan memperkokoh keyakinan keimanan dan daya manfaat diri untuk orang lain.

b. Pola pikir islami. Pola pikir islami juga harus dibangun dalam diri seorang muslim. Semua alur berpikir seorang muslim harus mengarah dan bersumber pada satu sumber yaitu kebenaran dari Allah swt. Islam sangat menghargai kerja pikir ummatnya. Di dalam al-Qur’an pun sering kita jumpai ayat ayat yang menganjurkan untuk berpikir: “afala ta’qiluun, afala tatafakkaruun, la’allakum ta’qiluun, la’allakum tadzakkaruun,”
افلا تعقلون ,أفلا تذكرون, افلا تتفكرون, لعلكم تعقلون,لعلكم تذكرون
Seorang muslim harus senantiasa menggunakan daya pikirnya. Allah mewujudkan fenomena alam untuk dipikirkan, beraneka macamnya tingkah laku manusia sampai adanya aneka pemikiran dan pemahaman manusia hendaknya menjadi pemikiran seorang muslim. Tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa tujuan berpikir tidak lain adalah untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah –subhânahu wa ta`âlâ- bukan sebaliknya.

c. Disiplin (tepat) dan tetap (tsabat) dalam berislam. Sungguh kehidupan ini tidak terlepas dari ujian, rintangan dan tantangan serta hambatan. Ujian tersebut tidak akan berakhir sebelum nafasnya berakhir. Oleh sebab itulah untuk menghadapinya perlu tsabat dalam berpegang pada syariat Allah swt.

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr: 99)
Di surat Ali Imran: 102 Allah SWT menjelaskan,
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu sebenar-benar taqwa. Dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Begitu pentingnya tsabat dijalan Allah, sampai Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- mengajarkan do’a kepada ummatnya, sebagai berikut:

اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك (رواه الترمذى)
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkanlah hati-hati kami untuk tetap berada pada agamaMu “

C. Amaliyah (Harokiyah)
Di antara sisi yang harus dibangun pada pribadi muslim adalah sisi amaliyahnya. Amaliyah harakiah yang merubah kehidupan seorang mukmin menjadi lebih baik. Hal ini penting sebab amaliyah adalah satu di antara tiga tuntutan iman dan Islam seseorang. Tiga tuntutan tersebut adalah: al-iqror bil- lisan (ikrar dengan lisan), at-tashdiq bil-qalb ( meyakini dengan hati), dan al-amal bil jawarih (beramal dengan seluruh anggota badan). Jadi tidak cukup seseorang menyatakan beriman tanpa mewujudkan apa yang diyakininya dalam bentuk amal yang nyata.

“Maka katakanlah “beramallah kamu niscaya Allah dan RasulNya serta orang-orang beriman akan melihat amalanmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. at-Taubah: 105)

Umat Islam dituntut oleh Allah –subhânahu wa ta`âlâ- untuk menunaikan sejumlah amal, baik yang bersifat individual maupun yang kolektif bahkan kewajiban yang sistemik. Kewajiban individual akan lebih khusyu’ dan lebih baik pelaksanaannya jika ditunjang dengan sistem yang kondusif. Shalat, puasa , zakat dan haji misalnya akan lebih baik dan lebih khusyu’ kalau dilaksanakan di tengah suasana yang aman tenteram dan kondusif. Apalagi kewajiban yang bersifat sistemik seperti dakwah, amar ma’ruf nahi mungkar, jihad dsb, mutlak memerlukan ketersediaan perangkat sistem yang memungkinkan terlaksananya amal tersebut.

Pentingnya amaliyah harakiah dalam kehidupan seorang mukmin laksana air. Semakin banyak air bergerak dan mengalir semakin jernih dan semakin sehat air tersebut. Demikian juga seorang muslim semakin banyak amal baiknya, akan semakin banyak daya untuk membersihkan dirinya, sebab amalan yang baik bisa menjadi penghapus dosa. Simaklah QS. Huud: 114

“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam, sesungguhnya perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan yang buruk (dosa), itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (QS. Huud: 114)

Ada sedikitnya tiga alasan kenapa seorang harus beramal:

1. Kewajiban diri pribadi.
Sebagai hamba Allah tentunya harus menyadari bahwa dirinya diciptakan bukan untuk hal yang sia-sia. Baik jin dan manusia Allah ciptakan untuk tujuan yang amat mulia yaitu untuk beribadah, menghamba kepada Allah –subhânahu wa ta`âlâ-. Amalan adalah bentuk refleksi dari rasa penghambaan diri kepada Dzat yang mencipta.
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah” (QS. Adz Dzaariyaat: 56)

Di samping itu pertanggungjawaban di depan mahkamah Allah nanti bersifat individu. Setiap individu akan merasakan balasan amalan diri pribadinya.
“Dan bahwasanya manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” (QS. an-Najm: 39-41).

2. Kewajiban terhadap keluarga.
Keluarga adalah lapisan kedua dalam pembentukan ummat. Lapisan ini akan memiliki pengaruh yang kuat baik dan rusaknya sebuah ummat. Oleh sebab itulah seseorang dituntut untuk beramal karena terkait dengan kewajiban dia membentuk keluarga yang Islami, sebab tidak akan terbentuk masyarakat yang baik tanpa melalui pembentukan keluarga yang baik dan islami.

“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. At-Tahrim :6)
Setiap muslim seharusnya mampu membentuk keluarga yang berkhidmat untuk Islam, seluruh anggota keluarga terlibat dalam amal islami di seluruh bidang kehidupan.

3. Kewajiban terhadap dakwah.
Beramal haraki bagi seorang muslim bukan hanya atas tuntutan kewajiban diri dan keluarganya saja, akan tetapi juga karena tuntutan dakwah. Islam tidak hanya menuntut seseorang saleh secara individu tapi juga saleh secara sosial.

“dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah:71)

“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)

Ma’ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Juga di dalam surat Fushshilat ayat 33:
“siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33.). (http://jamaahmasjid.blogspot.com)

Allahu a’lam.

Pesan dari Khalid Al Miski untuk Murids Al Miski

Khalid Al-Miski adalah seorang pemuda yang tampan, rajin beribadah, wara', ikhlas, rajin bekerja, dan amanah. Dia seorang pedagang keliling kampung yang membawa barang dagangannya di atas kepala.

Salah seorang wanita cantik tertarik pada Khalid Al-Miski yang tampan. Suatu hari, wanita ini memanggil Khalid dengan maksud akan membeli barang dagangannya. Ia telah merancang tipu-dayanya, lalu Khalid diminta agar masuk ke dalam rumahnya dengan alasan ia akan membeli dagangannya. Ternyata ia segera mengunci pintu-pintu rumahnya, kemudian berkata, "Kamu akan celaka, jika tidak mau melayani aku! Sebab aku akan memper¬malukanmu di depan umum sehingga mereka menuduhmu ingin memperkosaku."

Khalid berusaha mengalihkan pembicaraan, tetapi tanpa membuahkan hasil. Lalu Khalid memperingatkannya dengan janji dan ancaman Allah. Akan tetapi, setan telah menguasai wanita cantik tersebut dan membutakan mata hatinya.

Ketika Khalid yakin bahwasanya ia tidak bisa menyelamatkan diri dari ancaman wanita tersebut, maka ia tampakkan dirinya menyetujui permintaannya dan meminta izin untuk ber¬benah diri di kamar mandi. Wanita itu bahagia dan setuju. Khalid masuk ke kamar mandi dan berpikir bagaimana caranya agar dapat terhindar dari godaan ini. Kemudian, Allah memberi petunjuk, sekalipun nanti tubuhnya akan kotor. Tidak masalah, asalkan ia dapat menghindarkan diri dari maksiat yang pasti mendatangkan murka Allah. Kemudian, Khalid melumuri wajah dan tubuhnya dengan tinja, dengan demikian tercium bau tidak enak, kelihatan jelek, dan menjijikkan.

Khalid keluar dari kamar mandi, begitu wanita tersebut melihat Khalid kotor dan menjijikkan, ia menghardik dan me¬nyuruhnya keluar serta mengusir dari rumahnya. Pemuda tersebut lari dan meninggalkan rumah wanita untuk menyelamatkan diri dan agamanya.

Allah Ta'ala mengganti bau busuk dan menjijikkan itu dengan bau yang harum bagaikan minyak miski. Orang-orang pun dari kejauhan sudah mengetahui kedatangannya, sebelum mereka melihat Khalid, yaitu dengan mencium baunya yang harum. Sejak saat itu orang-orang memanggilnya dengan Khalid Al-¬Miski.

Inilah seorang Mukmin yang sebenarnya, yang meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-geriknya setiap saat sehingga sekalipun di hadapannya seorang wanita yang cantik dan gemulai, namun ia merasa takut kepada Allah. Tidak takut kepada manusia atau undang-undang karena semuanya tidak dapat melihat dan mengawasinya sepanjang waktu. Hanya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihatlah yang senantiasa memantau gerakannya. Khalid takut dengan bahaya yang ditim¬bulkan oleh maksiat, maka ia mencari alasan dengan melumuri kotoran pada tubuhnya, dan justru ini menunjukkan kebersihan batinnya dan ketulusan imannya. Kemudian, Allah mengganti¬nya dengan bau harum semerbak di dunia dan baginya di akhirat pahala yang besar dan berlimpah.

Sekarang ini, di zaman kita hidup, berapa banyak manusia melumuri wajah dan tubuhnya dengan parfum dan wangi¬-wangian. Akan tetapi, bau busuk perbuatan mereka menjadikan mereka tercemar dan terbongkar keburukannya, walaupun mereka berusaha menutupi aibnya. Disebabkan mereka hanya takut kepada manusia, bukan kepada Allah. Balasan seseorang itu sesuai dengan jenis amalnya.

Bijak Menyikapi Kemenangan ataupun Kekalahan sebagai ujian keshabaran

"Sungguh beruntung orang yang selalu mensucikan jiwanya... dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya...."
(Q.S Asy-Syams 9-10)

Saudaraku...Ketika perang Badar, Rasulullah yang mulia melakukan persiapan dan usaha yang sungguh-2 untuk kemenangan. Beliau juga berdo'a dengan sungguh-2 sampai-2 beliau 'mengultimatum': "Ya Allah, jika kaum muslimin hari ini kalah, maka Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi!"

Ketika perang Uhud, Rasulullah yang agung menyetujui usul para sahabat untuk berperang di luar madinah. Padahal Beliau tahu persis, bahwa kaum muslimin akan mengalami kekalahan dalam perang. Dan ketika akhirnya kaum muslimin benar-2 kalah, bahkan pamannya Hamzah juga gugur dalam pertempuran itu, Rasulullah tidak menyalahkan para sahabat sedikitpun atau 'melehke'...

Saudaraku... .
Nilai dari MENANG-KALAH bukanlah pada hasil secara dhohirnya, tetapi tetapi KEMENANGAN dan KEKALAHAN kita terletak bagaimana kita BERPROSES dalam hidup ini. KEIKHLASAN dan KESUNGGUHAN itulah yang akan selalu diuji oleh Allah.

Ketika kita berkampanye, berinfaq tenaga, pikiran, harta, dan segalanya... apakah tujuan kita untuk memenangkan dakwah ini..., ataukah untuk memenangkan diri kita agar MENJADI ANGGOTA DEWAN YANG TERHORMAT??? !

Adanya keputusan MK benar-benar menjadi salah satu ujian kita dan juga menjadi LUP, kaca pembesar, yang dapat melihat orientasi kerja-kerja 'dakwah' kita selama ini...

Saudaraku... .
Apakah dalam Ujian Nasional ini kita LULUS atau TIDAK LULUS?
Sungguh beruntung orang yang selalu mensucikan jiwanya... dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya....

Saudaraku...
Ingatlah perkataan Allah kepada kita yang selalu kita ulang-ulang:
"Katakanlah: "Ya Allah... Pemilik segala kekuasaaan dan kerajaan. Engkau memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki. Dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa saja yang Engkau kehendaki... .

Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki... dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki... . Di tanganMu lah segala kebaikan..." .

Saudaraku yang berjuang di jalan Allah...Kita tetap menang... dan kemenangan itu tetap ditangan kita... karena yang kita bawa adalah Islam... dan Islam adalah ya'lu wala yu'la alaih....

Semoga Allah memberi kita pembelajaran dan hikmah yang sangat berarti dari pemilu ini dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-2 yang disucikan-Nya serta menjauhkan kita dari golongan orang2 yang dilaknati-Nya. Amiin.

Friday 10 December 2010

Ketika Aku Jatuh Cinta

Mencintai seseorang adalah suatu tindakan yang mencerminkan rasa kasih sayang dari seseorang yang sangat manusiawi. Setiap manusia ciptaan ALLAH pasti memiliki rasa ingin mencintai atau dicintai oleh manusia yang lain. Inilah salah satu wujud hak asasi manusia yang harus dihormati dan dipertimbangkan dengan nurani yang jujur. Semua orang yang menjunjung tinggi kejujuran dan ketulusan akan enggan berkata bahwa mencintai adalah suatu tindakan bodoh, dan bahwa cinta adalah suatu kebodohan. tapi dalam mewujudkan rasa cinta itu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, dan itu juga merupakan hak dari manusia yang lain.

pertama, seseorang tidak boleh menjadikan pasangannya hanya sebagai objek untuk melampiaskan nafsunya saja, hormati hak-hak setiap manusia, jangan anggap manusia itu seperti makanan yang hanya dicicipi saja, dan tidak dihabiskan kalau rasanya tidak enak, atau bahkan di biarkan membusuk ketika rasanya sudah tidak enak lagi( bosan-red). jadikan pasangan kita seperti permata atau perhiasan yang lain yang ter pajang dalam etalase, dan hanya boleh kita miliki saat kita sudah membelinya, tapi jangan terlalu lama memandangnya ketika masih dalam etalase, karena lama- lama kita akan menjadi bosan melihatnya, dan rasa indahannya akan berkurang disaat kita sudah memilikinya.

kedua,hormati Hak asasi atau hak milik orang lain, belum tentu pasangan yang sudah menjalin hubungan sebelum nikah akan berakhir pada pernikahan, jadi jangan pernah “menjajah” barang orang lain, karena pada dasarnya setiap manusia akan marah kalau sesuatu yang akan menjadi miliknya telah “di coba-coba” atau “di jajah” orang lain. apakah ada jaminan bahwa setiap pasangan yang menjalin hubungan sebelum nikah akan berakhir di pernikahan???? jadi hormati hak-hak orang lain yang kelak kemungkinan akan menjadi “pasangan abadinya”. jangan sampai orang “pasangan abadinya” hanya akan mendapatkan barang sisa(maaf kalau istilahnya kurang nyaman)

ketiga, ingat bahwa cinta sejati itu hanya milik-NYA, segala sesuatu akan menjadi indah apabila kita mencintai-NYA, bahkan semut yang berjalanpun akan terasa indah jikalau kita mengingat-NYA, semut-semut kecil yang berjalan sendirian atau berbaris, ada yang bertugas untuk mencari jalur untuk koloni-koloninya, ada yang bertugas untuk mencari dan mengangkut makanan dan bahkan ada yang bertugas sebagai prajurit, mereka bekerja demi kepentingan koloninya, tak satupun diantara mereka protes atau mempermasalahkan jabatan atau tugasnya, semut-semut itu masing-masing menjadi bagian yang saling melengkapi bagian yang lainbahkan mereka akang mengorbankan nyawanya demi kepentingan koloninya. masih banyak keindahan-keindahan semut yang lain, bahkan masih terlalu banyak hal-hal lain yang indah di dunia ini.

sungguh hanya kepada-NYA kita kembali, jangan sampai kita menjadi orang-orang yang lalai dan rugi, dan janganlah kita hanya mencintai suatu hal tetapi lupa kepada hal yang lain :

1. orang-orang yang hanya cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.

2. orang-orang yang hanya cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.

3. orang-orang yang hanya cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.

4. orang-orang yang hanya cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.

5. orang-orang yang hanya cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur.